Selasa, 29 Desember 2009

Ucapan selamat natal


Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Team forsansalaf yang kami hormati, ada satu pertanyaan yang kami mohon untuk dijawab.

Gimana menurut pendangan islam tentang seorang muslim mengucapkan selamat natal kepada orang kristiani.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

from : islamhakiki

FORSAN SALAF menjawab :

Wa’alaikum salam Wr. Wb.

Selamat natal bagi kaum nasrani berarti ucapan selamat atas kelahiran Yesus sebagai anak Tuhan. Dalam Al-Qur’an Allah SWT menyebutkan keselamatan atas kelahiran Nabi Isa as, sebagaimana firman Allah :

وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا

“Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” (Q.S. Maryam ;33)

Namun ayat di atas, dalam konteks Nabi Isa sebagai makhluk pilihan Allah, bukan sebagai anak Tuhan. Oleh karena itu, ketika seorang muslim mengucapkan selamat natal kepada kaum nasrani, berarti melegalkan keyakinan akan Yesus sebagai anak Tuhan. Allah berfirman :

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آَبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ

“ Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka.“ (Q.S. alMujadalah ; 22)

Yang harus dikatakan dari orang muslim kepada orang-orang kafir bukanlah ucapan selamat, akan tetapi mengajak kembali ke agama Islam dan meninggalkan keyakinan sebelumnya. Allah SWT berfirman :

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ فَآَمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَلَا تَقُولُوا ثَلَاثَةٌ انْتَهُوا خَيْرًا لَكُمْ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَهٌ وَاحِدٌ سُبْحَانَهُ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلًا

“ Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara.“ (Q.S. An-Nisa’ ; 171)

Dalam ayat lain Allah berfirman :

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ

“Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah“ (Q.S. Ali Imron ; 64)

Kalimat-kalimat seperti dalam ayat-ayat itulah yang harus diucapkan dan disampaikan kepada mereka, bukan justru melegalkan keyakinan mereka yang salah. Mensyukuri atas kelahiran dan diutusnya Nabi Isa dan para nabi lainnya adalah satu kewajiban bagi setiap muslim. Salam juga disebutkan dalam Al-Qur’an untuk nabi-nabi selain Nabi Isa, sebagaimana firman Allah :

سَلَامٌ عَلَى نُوحٍ فِي الْعَالَمِينَ

“Kesejahteraan dilimpahkan atas Nuh di seluruh alam.”

Juga kepada Nabi Musa :

سَلَامٌ عَلَى مُوسَى وَهَارُونَ

“Kesejahteraan dilimpahkan atas Musa dan Harun.”

Begitu juga kepada Nabi Ilyas :

سَلَامٌ عَلَى إِلْ يَاسِينَ

“Kesejahteraan dilimpahkan atas Ilyas.”

Salam juga disebutkan dalam Al-Qur’an bagi orang yang mengikuti petunjuk Allah. Firman Allah :

وَالسَّلَامُ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الْهُدَى

“Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk. “

Oleh karena itu, orang-orang yang menyekutukan Allah SWT atau meyakini Allah mempunyai anak, tidak layak untuk mendapatkan ucapan selamat.

Adapun toleransi (kerukunan) antar umat beragama, maka Islam telah mengaturnya dalam Al-Qur’an :

قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ # لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ # وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ

“Katakanlah (Muhammad), wahai orang-orang kafir. Aku tidak menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah” (Q.S. Al Kafirun 1-3)

Dalam ayat lain :

لِي عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ أَنْتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ

“Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Yunus ; 41)

Ucapan selamat natal kepada orang nasrani merupakan syiar agama mereka dan terhitung sebagai ibadah bagi mereka.

Selain itu, tidak ada nash yang menetapkan tanggal 25 Desember adalah hari kelahiran Nabi Isa as. Malah tidak ada satu pun ahli sejarah yang membenarkannya. Bahkan British Encylopedia dan American Ensyclopedia sepakat bahwa 25 bukanlah hari lahirnya Isa as. Selain itu, ritual perayaan mereka atas kelahiran Nabi Isa sangatlah bertentangan dengan syariat Islam. Bukankah kemungkaran harus kita ingkari ?

Rasulullah SAW selama hidup beliau tidak pernah mengucapkan salam kepada orang-orang kafir. Sebagaimana dalam surat menyurat beliau kepada raja-raja kafir, beliau menyertainya dengan kalimat : السلام على من اتبع الهدى (semoga keselamatan atas orang yang mengikuti petunjuk Islam), salam itu tidak ditujukan kepada para raja kafir.

Adapun puasa Asyura’ yang dilakukan dan diperintahkan oleh Rasulullah bukanlah karena mengikuti cara ibadah orang Yahudi, akan tetapi Nabi SAW mengambil alih ibadah itu karena kaum muslimin lebih berhak menghormati Nabi Musa. Sabda Rasulullah SAW:

نَحْنُ أَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ

“Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian”

Bahkan beliau menganjurkan bagi umatnya untuk berpuasa sehari sebelumnya agar tidak serupa dengan ibadah orang-orang Yahudi. Oleh karena itu, mengucapkan selamat natal adalah termasuk bentuk peyerupaan diri dengan orang nasrani.

Akhirnya, marilah kita baca surat Al-Ikhlas dengan penuh keyakinan akan keesaan Tuhan.

بسم الله الرحمن الرحيم . قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ (2) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (3) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (4)

Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”

sumber: www.forsansalaf.com